Rabu, 26 Januari 2011

HaRusKAH MejNjadi DIRI sENdiri ??????


Banyak orang yang mengatakan dan menganjurkan untuk “menjadi diri sendiri”; banyak juga yang mempunyai prinsip untuk menjadi diri sendiri, contohnya seperti posting ini. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan ‘menjadi diri sendiri’ itu? Apakah saat ini kita belum menjadi diri sendiri? Kalau belum, memangnya siapa kita sekarang ini?
Ungkapan-ungkapan yang menganjurkan untuk “menjadi diri sendiri” tampaknya lebih ditujukan agar kita jangan terlalu memaksakan diri untuk sama seperti orang lain. Setiap orang adalah unik, tidak ada dua individu yang sama, karenanya kita tidak perlu berkecil hati apabila kita tidak seberuntung orang lain (misalnya).
Menurut saya, saat ini kita tentunya sudah menjadi diri sendiri. Bisa saja tindakan-tindakan yang kita lakukan terpengaruh dari orang-orang tertentu, namun perilaku kita akan mencerminkan siapa diri kita yang sebenarnya. Sepintar-pintarnya kita menirukan orang lain, atau sedemikian kuatnya pengaruh orang lain terhadap diri kita, tindakan yang kita lakukan adalah murni dari kita sendiri, dengan kata lain – itulah diri kita sendiri.
Postingan ini sebenarnya terinspirasi dari artikel berjudulnya “Jangan Jadi Diri Sendiri”, disini. Disitu dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan menjadi diri sendiri adalah menerima keadaan/kondisi kita saat ini. Kita tidak bisa diam, hanya dengan menerima kondisi yang sudah ada saja, tapi kita perlu berubah, dan dalam pengertian di artikel tsb berarti kita jangan menjadi diri sendiri.
Penting bagi kita untuk mempunyai idola, yang akan kita jadikan panutan. Kita akan meniru hal-hal yang telah dilakukan oleh idola kita. Namun jangan samakan “meniru” dengan “mencuri” atau “merampok”. Disini tampaknya perlu kebijaksanaan dalam memilah-milah, hal-hal mana yang baik, yang cocok untuk kita lakukan dalam situasi dan kondisi yang kita hadapi, itulah yang akan ditiru. Tidak semua yang dilakukan oleh idola kita itu baik atau sesuai dengan diri kita. Sementara “mencuri” atau “merampok” adalah benar-benar menjiplak hal-hal yang dilakukan sang idola tanpa mempertimbangkan baik-buruknya.
Satu hal lagi yang saya sukai dari artikel ini ini adalah, bahwa kita sebaiknya juga belajar dari pengalaman orang lain. Dengan belajar dari pengalaman orang lain, setidaknya kita bisa menghemat waktu, kita tidak perlu mengalami hal-hal (buruk) yang sama seperti yang telah dialami oleh orang lain. *baru terasa kan, pentingnya belajar sejarah atau baca buku biografi *
Kembali lagi ke pertanyaan di atas, “Haruskah kita menjadi diri sendiri?” – Jika hal itu berarti kita bukan menjadi orang lain, maka jawabannya adalah “Ya, kita harus jadi diri sendiri, karena kita bukan orang lain”. Namun jika hal itu berarti kita tetap menjadi diri kita seperti saat ini, maka jawabannya adalah “Tidak, kita perlu berubah dan tidak hanya jadi diri sendiri seperti saat ini”.
CMIIW

Selasa, 25 Januari 2011

BERFIKIR KRITIS

Berpikir Kritis adalah "ketetapan yang hati-hati dan tidak tergesa-gesa untuk apakah kita sebaiknya menerima, menolak atau menangguhkan penilaian terhadap suatu pernyataan, dan tingkat kepercayaan dengan mana kita menerima atau menolaknya."
dari
Critical Thinking oleh Moore dan Parker.
Strategi Untuk Membaca Secara Kritis
Tanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut pada diri anda sendiri:
· Apa topiknya?
· Kesimpulan apa yang diambil oleh pengarang tentang topik tersebut?
· Alasan-alasan apa yang diutarakan pengarang yang dapat dipercaya?
o Hati-Hati dengan alasan yang tidak obyektif (misalnya kasihan, ketakutan, penyalahguaan statistik, dll) yang dapat menipu pembaca.
· Apakah pengarang menggunakan fakta atau opni?
o Fakta dapat dibuktikan.
o Opini tidak dapat dibuktikan dan mungkin tidak mimiliki dasar yang kuat.
· Apakah pengarang menggunakan kata-kata netral atau emosional?
o Pembaca kritis melihat di balik kata-kata untuk mengetahui apakah alasan-alasan jelas.
Karakteristik Pemikir Kritis
· Mereka jujur terhadap diri sendiri
· Mereka melawan manipulasi
· Mereka mengatasi confusion
· Mereka bertanya
· Mereka mendasarkan penilaiannya pada bukti
· Mereka mencari hubungan antar topik
· Mereka bebas secara intelektual
Diadaptasi dari Critical Thinking oleh Vincent Ryan Ruggiero
Proses yang bagus ini dapat diterapkan untuk membaca buku, bab dalam buku, artikel dan lainnya yang berhubungan dengan membaca.
Apa Judulnya?

Apa yang dapat ditangkap dari judulnya mengenai isi esainya?
Apa yang telah kamu ketahui tentang topiknya?
Apa yang kamu harapkan dari esai ini - apalagi setelah diketahui kapan ditulis dan siapa
penulisnya? (lihat poin pertanyaan berikut)
Kapan Esai Ditulis?
Apakah kamu mengetahui sesuatu hal sehubungan dengan literatur historis topik tersebut pada saat esai ditulis?
Bila ya, apa yang kamu harapkan dari esai ini?
Siapa Penulisnya?Apa yang kamu harapkan darinya pada esai ini?
Apa yang menjadi kepercayaan atau organisasi penulis?
Apa yang menjadi prasangka penulis?
Apakah kamu mengetahui karya-karya lain penulis yang sehubungan dengan topik esai
tersebut?
Baca esainya, tandai informasi yang penting bagimu.
Ketika teks yang kamu baca memberikan informasi penting, tandai dan beri catatan:
Apa sebenarnya topiknya?
Bagaimana topik tersebut berhubungan dengan judul?
Apa poin-poin utamanya - kalimat pokoknya?
Bukti-bukti apa yang diberikan penulis untuk mendukung kalimat-kalimat pokok?
Informasi faktual apa yang ingin kamu simpan?
Apakah dalam esai terdapat deskripsi yang bagus tentang sesuatu yang kamu ketahui, atau tidak ketahui, di mana kamu ingin selalu mengingat lokasinya? Bila ya, tandailah. Bila untuk penelitian, buatlah catatan riset pada deskripsi tersebut.

Apakah penulis mengutip beberapa sumber yang ingin kamu simpan untuk referensi di masa
mendatang? Bila ya, tandailah. Bila untuk penelitian, buatlah daftar pustaka, tidak peduli sekarang atau nanti kamu melakukan review artikel dari kutipan tersebut.
Setelah selesai membaca esai, pikirkan:
Apa yang telah kamu pelajari?
Bagaimana esai ini berhubungan dengan apa yang telah kamu ketahui?
Apakah kamu telah mendapatkan argumen yang mendukung esai tersebut?
Seandainya kamu tahu tentang topik esai, apakah kamu berpendapat bahwa poin-poin
utamanya sudah tepat walaupun argumennya kurang meyakinkan?
Apakah kamu dapat memikirkan informasi yang membuatmu ragu terhadap poin-poin utamanya
walaupun argumennya sangat meyakinkan?
Bagaimana esai ini berhubungan dengan artikel atau esai lain yang telah kamu baca bila dilihat
dari literatur historisnya?Artikel ini sebenarnya ditujukan untuk mahasiswa Amerika Serikat karena lingkungan kelas yang digunakan adalah kelas-kelas sekolah di Amerika. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan beberapa tips yang akan dicantumkan dalam artikel tersebut bermanfaat bagi para mahasiswa Indonesia.
Dibandingkan dengan kelas-kelas di negara lain, kelas di Amerika Serikat cenderung lebih informal. Namun, ada beberapa aturan dasar yang sebaiknya dilakukan oleh para mahasiswa:
Sebelum kelas
  • Kerjakan PR-mu!
    Bacalah dengan kritis, dan bentuk sendiri pendapatmu.
  • Review catatanmu.
    Catatan yang digunakan adalah catatan dari pelajaran sebelumnya dan pelajaran hari ini.
  • Bicarakan dengan dosenmu bila kamu mengalami kesulitan belajar
  • Fokuskan pada tugas sebelum kelas
    Luangkan waktu sebentar untuk mengumpulkan ide-ide pikiran dan persiapkan dirimu untuk topik pembicaraan hari ini.
  • Tulis pertanyaan atau sanggahan yang muncul dalam pikiran pada bagian atas kertas catatanmu yang berguna untuk:
    • persiapan untuk tes yang akan datang,
    • pemahaman konsep tertentu,
    • mendapatkan dasar pengertian suatu topik,
    • pemahaman atau review bacaan topik.
Dalam Kelas
  • Datanglah tepat waktu.
    Dosen tidak menyukai mahasiswa yang datang terlambat.
  • Tempatkan diri kamu dalam kelas agar dapat memfokuskan diri pada topik hari ini.
    Cari posisi yang bagus untuk:
    • mendengarkan,
    • bertanya,
    • melihat materi yang dipresentasikan,
    • diskusi - tidak hanya dengan dosen, tapi juga dengan teman kelas.
  • Hindari gangguan yang mungkin akan membuyarkan konsentrasimu (melamun, melihat-lihat sekeliling kelas, bicara dengan teman, tukar-menukar "bahasa tulis", tidur-tiduran).
  • Evaluasi ketika mendengar:
    • putuskan mana yang penting dan sebaiknya dicatat dalam buku dan mana yang tidak.
    • Dengarkan selama beberapa waktu dulu sampai kamu yakin mengerti tentang apa yang dikatakan sebelum mencatat.
    • Mintalah penjelasan lebih lanjut bila bingung atau tidak mengerti (tapi bertanyalah ketika dosen sedang berhenti berbicara).
  • Review tujuanmu untuk pelajaran hari ini selama kelas berlangsung:
    • Apakah tujuanmu berhubungan dengan penjelasan pembukaan dari dosen?
    • Apakah pelajaran yang berlangsung menyimpang dari tujuan semula, tujuanmu atau tujuan dosen?
  • Tuliskan daftar yang patut kamu kerjakan, termasuk:
    • tugas-tugas,
    • review konsep sulit,
    • bergabung dengan kelompok belajar,
    • membuat temu janji dengan teman belajar, asisten atau dosen.
      Salah satu sumber yang sering dicari adalah teman sekelas yang dianggap mampu menyerap dan mengerti pelajaran hari ini. Mintalah bantuan padanya bila dirasa tidak menganggu.
Secara periodik, tanyalah pada dirimu sendiri apakah pelajaran yang kamu dapatkan sesuai dengan tujuanmu.
Bila kamu merasa tidak puas dengan sebuah kelas atau sebuah mata kuliah pada umumnya, buatlah temu janji dengan dosenmu dan bicarakan harapan-harapanmu.
Seawal mungkin, semakin baik.
Artikel ini diadaptasi dari tulisan M. Les Benedict, Jurusan Sejarah, Ohio State University, atas seijinnya.
  • Kecepatan membaca
Setiap jenis bacaan memiliki kecepatan yang berbeda. Misalnya, sebuah novel yang menarik membutuhkan waktu yang lebih cepat ketimbang teks biologi.
Buku diktat juga berbeda dalam bagaimana bagusnya gaya penulisannya, dan sebagai akibatnya ada beberapa yang mustahil untuk dibaca secara cepat.
Setiap semester, ukurlah waktu yang kamu perlukan untuk membaca satu bab dari setiap buku diktatmu. Lihat berapa halaman yang dapat kamu baca dalam waktu satu jam. Setelah kamu mendapatkan hitungan akurat atas kecepatan membacamu, kamu dapat merencanakan dengan baik waktu membaca dan belajar.
  • Pemahaman
Mula-mula bacalah satu bab dengan cepat. Identifikasikan bagian-bagian di mana pengarang menjelaskan suatu topik paling banyak. Bila terdapat banyak diagram untuk suatu konsep, maka konsep itu pastilah penting. Bila kamu benar-benar dikejar oleh waktu, lewati bagian di mana pengarang paling sedikit menjelaskannya.
Bacalah kalimat pertama setiap paragraf lebih hati-hati daripada kalimat-kalimat berikutnya pada paragraf yang sama.
Catatlah subjudul dan kalimat pertama setiap paragraf sebelum kamu membaca bab itu sendiri. Kemudian tutup bukumu dan tanyalah dirimu apa yang kamu tahu dan tidak tahu tentang subyek tersebut sebelum mulai membaca.
Fokus pada kata benda dan subyek pada setiap kalimat. Carilah kombinasi kata benda-kata kerja, dan fokuskan belajarmu padanya.
Misalnya pada kutipan wacana berikut:
Pengkondisian klasik adalah pembelajaran yang terjadi ketika kita menghubungkan dua stimuli dalam suatu lingkungan. Satu dari stimuli ini memicu respon refleksif. Stimulus kedua secara alami bersifat netral terhadap respon tersebut, tetapi setelah yang kedua ini dipasangkan dengan yang pertama, ia akan memicu responnya sendiri.
Daripada membaca setiap kata, kamu mungkin dapat meringkasnya seperti ini:
Pengkondisian klasik = pembelajaran = menghubungkan dua stimuli.
Stimulus pertama = memicu respon
Stimulus kedua = netral alamiah, tetapi berpasangan dengan stimulus pertama --> memicu respon
Daripada membaca dan membaca ulang suatu wacana, cobalah membuat catatan seperti di atas sehingga kamu hanya mencatat bagian-bagian yang penting saja. Sekali kamu membuat catatan-catatan semacam ini, kamu tidak perlu menguatirkan sisa wacananya.